Jumat, 23 Mei 2014

Penyesuaian Diri

Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri dalam Bahasa inggris disebut adjustment atau personal adjustment. Pengertian penyesuain diri adalah suatu proses dimana individu mampu melakukan penyesuaian atau adanya perubahan tingkah laku, pola pikir agar tercipta hubungan baik antara individu dan lingkungannya. Dengan melakukan suatu penyesuaian diri itu dapat membuat individu tersebut sehat secara fisik dan mentalnya. Karena tidak ada rasa cemas, resah atau perasaan tidak diterima (terasingkan) karena tidak mampu melakukan penyesuain diri. Menurut Schneiders, penyesuaian diri itu dapat dilihat dari tiga sudut pandang :
1.      Penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation)
Penyesuaian diri sebagai adaptasi berarti individu lebih kearah fisik, fisiologis atau biologis. Sebagai contoh, seorang yang pindah ke daerah tropis mampu menyesuaikan dengan iklim tersebut.
2.      Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity)
Individu mampu menghidari diri dari penyimpangan, baik secara moral,social dan emosional (berkaitan dengan norma).
3.      Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery)
Kemampuan individu merencanak atau mengorganisasi stimulus yang ada sehingga tidak timbul konflik yang meberikan kesulitan untuk individu tersebut.

Konsep Penyesuaian Diri yang Sehat

Penyesuaian diri yang sehat itu berhubungan dengan Kesehatan Mental, walau berhubungan tetapi tidak mudah ditetapkan. Kesehatan mental merupakan suatu hal yang penting karena sangat dibutuhkan untuk penyesuaian diri yang baik dan begitu juga sebaliknya. Apabila seseorang sehat secara mental otomatis dia mampu melakukan penyesuaian diri yang baik atau sehat. Dapat dikatakan kesehatan mental adalah kunci utama untuk penyesuaian diri (Scott,1961).
Karakteristik Penyesuaian diri yang sehat, antara lain :
1.   Mampu menilai dirinya sebagaimana adanya

2.   Mampu menilai situasi secara realistik

3.   Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistic

4.   Menerima  tanggung jawab

5.   Kemandirian

6.   Dapat mengontrol emosi

7.   Berorientasi tujuan

8.   Berorientasi keluar

9.   Penerimaan sosial

10. Memilki filsafat hidup

11. Berbahagia


Selain berhubungan dengan kesehatan mental, penyesuaian diri yang sehat berarti kita menyesuaikan diri terhadap hal-hal positif. Seperti yang dikemukakan oleh Hariyadi dkk.

Menurut Hariyadi dkk. (2003) terdapat beberapa karakteristik penyesuaian diri yang positif, diantaranya:

1. Kemampuan menerima dan memahami diri sebagaimana adanya. Karakteristik ini mengandung pengertian bahwa orang yang mempunyai penyesuaian diri yang positif adalah orang yang sanggup menerima kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan di samping kelebihan-kelebihannya. Individu tersebut mampu menghayati kepuasan terhadap keadaan dirinya sendiri, dan membenci apalagi merusak keadaan dirinya betapapun kurang memuaskan menurut penilaiannya. Hal ini bukan berarti bersikap pasif menerima keadaan yang demikian, melainkan ada usaha aktif disertai kesanggupan mengembangkan segenap bakat, potensi, serta kemampuannya secara maksimal.

2. Kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan di luar dirinya secara objektif, sesuai dengan perkembangan rasional dan perasaan. Orang yang memiliki penyesuaian diri positif memiliki ketajaman dalam memandang realita, dan mampu memperlakukan realitas atau kenyataan secara wajar untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Ia dalam berperilaku selalu bersikap mau belajar dari orang lain, sehingga secara terbuka pula ia mau menerima feedback dari orang lain.

3. Kemampuan bertindak sesuai dengan potensi, kemampuan yang ada pada dirinya dan kenyataan objektif di luar dirinya. Karakteristik ini ditandai oleh kecenderungan seseorang untuk tidak menyia-nyiakan kekuatan yang ada pada dirinya dan akan melakukan hal-hal yang jauh di luar jangkauan kemampuannya. Hal ini terjadi perimbangan yang rasional antara energi yang dikeluarkan dengan hasil yang diperolehnya, sehingga timbul kepercayaan terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.

4. Memiliki perasaan yang aman dan memadai Individu yang tidak lagi dihantui oleh rasa cemas ataupun ketakutan dalam hidupnya serta tidak mudah dikecewakan oleh keadaan sekitarnya. Perasaan aman mengandung arti pula bahwa orang tersebut mempunyai harga diri yang mantap, tidak lagi merasa terancam dirinya oleh lingkungan dimana ia berada, dapat menaruh kepercayaan terhadap lingkungan dan dapat menerima kenyataan terhadap keterbatasan maupun kekurangan-kekurangan dan lingkungan-nya.

5. Rasa hormat pada manusia dan mampu bertindak toleran Karakteristik ini ditandai oleh adanya pengertian dan penerimaan keadaan di luar dirinya walaupun sebenarnya kurang sesuai dengan harapan atau keinginannya.

6. Terbuka dan sanggup menerima umpan balik Karakteristik ini ditandai oleh kemampuan bersikap dan berbicara atas dasar kenyataan sebenarnya, ada kemauan belajar dari keadaan sekitarnya, khususnya belajar mengenai reaksi orang lain terhadap perilakunya.

7. Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi Hal ini tercermin dalam memelihara tata hubungan dengan orang lain, yakni tata hubungan yang hangat penuh perasaan, mempunyai pengertian yang dalam, dan sikapnya wajar.

8. Mampu bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, serta selaras dengan hak dan kewajibannya.

9. Individu mampu mematuhi dan melaksanakan norma yang berlaku tanpa adanya paksaan dalam setiap perilakunya. Sikap dan perilakunya selalu didasarkan atas kesadaran akan kebutuhan norma, dan atas keinsyafan sendiri.


Daftar Pustaka :
http://belajarpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri/
http://himcyoo.wordpress.com/2012/05/12/1763/