Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri dalam Bahasa
inggris disebut adjustment atau personal adjustment. Pengertian penyesuain diri
adalah suatu proses dimana individu mampu melakukan penyesuaian atau adanya
perubahan tingkah laku, pola pikir agar tercipta hubungan baik antara individu
dan lingkungannya. Dengan melakukan suatu penyesuaian diri itu dapat membuat
individu tersebut sehat secara fisik dan mentalnya. Karena tidak ada rasa
cemas, resah atau perasaan tidak diterima (terasingkan) karena tidak mampu
melakukan penyesuain diri. Menurut Schneiders, penyesuaian diri itu dapat
dilihat dari tiga sudut pandang :
1.
Penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation)
Penyesuaian
diri sebagai adaptasi berarti individu lebih kearah fisik, fisiologis atau
biologis. Sebagai contoh, seorang yang pindah ke daerah tropis mampu menyesuaikan
dengan iklim tersebut.
2.
Penyesuaian diri sebagai bentuk
konformitas (conformity)
Individu
mampu menghidari diri dari penyimpangan, baik secara moral,social dan emosional
(berkaitan dengan norma).
3.
Penyesuaian diri sebagai usaha
penguasaan (mastery)
Kemampuan
individu merencanak atau mengorganisasi stimulus yang ada sehingga tidak timbul
konflik yang meberikan kesulitan untuk individu tersebut.
Konsep Penyesuaian Diri yang Sehat
Penyesuaian diri yang sehat itu berhubungan dengan
Kesehatan Mental, walau berhubungan tetapi tidak mudah ditetapkan. Kesehatan mental
merupakan suatu hal yang penting karena sangat dibutuhkan untuk penyesuaian
diri yang baik dan begitu juga sebaliknya. Apabila seseorang sehat secara
mental otomatis dia mampu melakukan penyesuaian diri yang baik atau sehat. Dapat
dikatakan kesehatan mental adalah kunci utama untuk penyesuaian diri (Scott,1961).
Karakteristik Penyesuaian diri yang sehat, antara
lain :
1. Mampu
menilai dirinya sebagaimana adanya
2. Mampu
menilai situasi secara realistik
3. Mampu
menilai prestasi yang diperoleh secara realistic
4.
Menerima tanggung jawab
5.
Kemandirian
6. Dapat
mengontrol emosi
7.
Berorientasi tujuan
8.
Berorientasi keluar
9.
Penerimaan sosial
10. Memilki filsafat hidup
11. Berbahagia
Selain berhubungan dengan kesehatan mental,
penyesuaian diri yang sehat berarti kita menyesuaikan diri terhadap hal-hal
positif. Seperti yang dikemukakan oleh Hariyadi dkk.
Menurut Hariyadi dkk. (2003) terdapat beberapa
karakteristik penyesuaian diri yang positif, diantaranya:
1.
Kemampuan menerima dan memahami diri sebagaimana adanya. Karakteristik ini
mengandung pengertian bahwa orang yang mempunyai penyesuaian diri yang positif
adalah orang yang sanggup menerima kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan
di samping kelebihan-kelebihannya. Individu tersebut mampu menghayati kepuasan
terhadap keadaan dirinya sendiri, dan membenci apalagi merusak keadaan dirinya
betapapun kurang memuaskan menurut penilaiannya. Hal ini bukan berarti bersikap
pasif menerima keadaan yang demikian, melainkan ada usaha aktif disertai
kesanggupan mengembangkan segenap bakat, potensi, serta kemampuannya secara
maksimal.
2.
Kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan di luar dirinya secara
objektif, sesuai dengan perkembangan rasional dan perasaan. Orang yang memiliki
penyesuaian diri positif memiliki ketajaman dalam memandang realita, dan mampu
memperlakukan realitas atau kenyataan secara wajar untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Ia dalam berperilaku selalu bersikap mau belajar dari
orang lain, sehingga secara terbuka pula ia mau menerima feedback dari orang
lain.
3.
Kemampuan bertindak sesuai dengan potensi, kemampuan yang ada pada dirinya dan
kenyataan objektif di luar dirinya. Karakteristik ini ditandai oleh
kecenderungan seseorang untuk tidak menyia-nyiakan kekuatan yang ada pada
dirinya dan akan melakukan hal-hal yang jauh di luar jangkauan kemampuannya. Hal
ini terjadi perimbangan yang rasional antara energi yang dikeluarkan dengan
hasil yang diperolehnya, sehingga timbul kepercayaan terhadap diri sendiri
maupun terhadap lingkungannya.
4.
Memiliki perasaan yang aman dan memadai Individu yang tidak lagi dihantui oleh
rasa cemas ataupun ketakutan dalam hidupnya serta tidak mudah dikecewakan oleh
keadaan sekitarnya. Perasaan aman mengandung arti pula bahwa orang tersebut
mempunyai harga diri yang mantap, tidak lagi merasa terancam dirinya oleh
lingkungan dimana ia berada, dapat menaruh kepercayaan terhadap lingkungan dan
dapat menerima kenyataan terhadap keterbatasan maupun kekurangan-kekurangan dan
lingkungan-nya.
5.
Rasa hormat pada manusia dan mampu bertindak toleran Karakteristik ini ditandai
oleh adanya pengertian dan penerimaan keadaan di luar dirinya walaupun
sebenarnya kurang sesuai dengan harapan atau keinginannya.
6.
Terbuka dan sanggup menerima umpan balik Karakteristik ini ditandai oleh
kemampuan bersikap dan berbicara atas dasar kenyataan sebenarnya, ada kemauan
belajar dari keadaan sekitarnya, khususnya belajar mengenai reaksi orang lain
terhadap perilakunya.
7.
Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi Hal ini tercermin
dalam memelihara tata hubungan dengan orang lain, yakni tata hubungan yang
hangat penuh perasaan, mempunyai pengertian yang dalam, dan sikapnya wajar.
8.
Mampu bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, serta selaras dengan hak dan
kewajibannya.
9.
Individu mampu mematuhi dan melaksanakan norma yang berlaku tanpa adanya
paksaan dalam setiap perilakunya. Sikap dan perilakunya selalu didasarkan atas
kesadaran akan kebutuhan norma, dan atas keinsyafan sendiri.
Daftar Pustaka :
http://belajarpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri/
http://himcyoo.wordpress.com/2012/05/12/1763/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar