Minggu, 27 April 2014

Stress

Dalam menjalani hidup ini, kehidupan seseorang tidak pernah berjalan mulus tanpa adanya suatu masalah. Bagi seseorang yang kurang ahli atau tidak bisa mengatasi masalah tersebut akan membuatnya terancam dan mengganggu hidupnya dan akan menimbulkan stress. Tapi, apa sebenarnya stress itu? Mari kita bahas.
Pengertian Stress
Stress merupakan bentuk ketegangan fisik, psikis, emosi maupun mental. Ketegangan ini biasanya mempengaruhi kehidupan seseorang. Bahkan dengan stress seseorang akan cenderung mengalami penurunan terhadap kinerja dan produktivitasnya. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Sedangkan berdasarkan definisi kerja stress, stress dapat diartikan sebagai:
  • Suatu tanggapan adaptif, dengan adanya perbedaan antara individual dan proses psikologisnya. Yaitu adanya suatu konsekuensi secara berlebihan terhadap seseorang dari apa yang telah ia lakukan. Konsekuensi itu jelas membebani secara fisik maupun mental.
  • Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan ) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang.
Akan tetapi stress tidak selamanya bersifat negatif, stress bisa juga bersifat positif jika seseorang menganggap stress sbagai tekanan yang dapat memicu orang tersebut berbuat lebih baik.
Stres dibedakan menjadi dua yaitu stres yang merugikan dan merusak yang disebut distress, dan stres yang positif dan menguntungkan, yang disebut eustres. Setiap individu mempunyai reaksi yang berbeda terhadap jenis stres,  dalam kenyataannya stres menyebabkan sebagian individu menjadi putus asa tetapi bagi individu lain justru dapat menjadi dorongan baginya untuk lebih baik (Tanumidjojo, dkk 2004).
                                         
Pengertian Stress Menurut Para Ahli
Hardjana (1994) mendefinisikan stres sebagai suatu keadaan atau kondisi yang tercipta dalam proses transaksi orang yang mengalami stres dan hal yang dianggap yang mendatangkan stres sehingga membuat orang yang bersangkutan melihat ketidak sepadanan yang bersifat nyata maupun tidak nyata, antara keadaan atau kondisi dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan sosial yang ada padanya.
Menurut Wangsa ( 2010) istilah stres berasal dari kata “stringere “  yang mempunyai arti ketegangan, dan tekanan. Stres merupakan reaksi yang tidak diharapkan yang muncul disebabkan oleh tingginya tuntutan lingkungan kepada seseorang. Dimana harmoni atau keseimbangan antara kekuatan dan kemampuannya terganggu.

Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
Lazarus (1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai:
  • Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stress atau disebut juga dengan stressor. 
  • Respon, yaitu stress merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
Penyebab Stress
Seseorang dapat mengalami stres disebabkan oleh beberapa faktor :
  1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal berasal dari luar diri manusia, seperti lingkungan dan keadaan. Contoh dari faktor eksternal adalah karyawan yang diphk, mahasiswa dengan tugas banyak, seseorang mengalami kejadian duka.
  1. Faktor Internal
Faktor internal stress berhubungan erat dengan faktor dari diri sendiri dan keadaannya. Misalnya, harapan yang terlalu tinggi dan sulit mencapainya, ketakutan akan seuatu hal, trauma dll.
Coping stress
Coping adalah proses dimana seseorang mengatur kenyataan atau persepsi mereka terhadap kenyataan yang bertentangan dengan harapan kita dan sumber pemenuhan harapan pada situasi stress.
Menurut Radley (1994), Coping stres yaitu sebagai penyesuaian secara kognitif dan perilaku menuju keadaan yang lebih baik, mengurangi dan bertoleransi dengan tuntutantuntutan yang ada yang mengakibatkan stres.
Untuk penanganan stress, coping memiliki dua jenis fungsi yaitu coping yang terfokus pada emosi dan yang terfokus pada masalah atau problem.
1.Emotion-focused coping
Fungsi dari coping ini adalah untuk mengatur respon emosi dari seseorang melalui perilaku. Contohnya adalah minum alcohol atau mencari dukungan sosial
2.Problem-focused coping
Untuk menangani stress, coping ini lebih menekankan pada pengurangan tuntutan dari stressor atau menambah jumlah sumber daya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Cara utamanya adalah dengan percaya bahwa mereka dapat mengubah situasi.
Ada banyak jenis metode pada coping stress. Metode-metodenya antara lain direct action (aksi langsung), seeking information (pencarian informasi), turning to other(pembelokan ke yang lain), resigned acceptance(berhenti menerima), emotional discharge (pembebasan emosi), intrapsychic processes(proses jiwa)
Coping pada seseorang tergantung pada dimana tingkat kehidupan orang tersebut. Ada beberapa cara untuk menjadikan coping lebih efektif yaitu :
•  Farmakologi
•  Metode perilaku dan kognitif
•  Meditasi dan hypnosis

Teori Kepribadian Sehat Menurut :
Gordon Allport
Minat Allport terhadap pribadi yang sehat secara psikologis dimulai tahun 1922, yaitu ketika mendapatkan gelar Ph.D. menurut Allport pribadi yang sehat biasanya mempunyai masa kecil yang relative tidak traumatis walaupun pada tahun-tahun berikutnya mereka dapat menghadapi konflik dan penderitaan, orang-orang yang sehat secata psikologi tidak terbebas dari kelemahan-kelemahan ataupun keanehan-keanehan yang membuat mereka unik. Selain itu, usia juga tidakdiperlukan untuk kedewasaan, walaupun manusia yang sehat kleihatan menjadi lebih dewasa saat mereka bertambah umurnya.
Carl Rogers
Roger berpendapat bahwa kepribadian yang sehat, yaitu bukan merupakan suatu keadaan yang ada, melainkan suatu proses “suatu arah bukan suatu tujuan”. Aktualisasi berlangsung terus dan statis. Tujuan, yakni orientasi ke masa depan, menarik individu kedepan dan mengembangkan segala segi dari diri.
Aktualisasi diri merupakan proses yang sukardan kadang-kadang menyakitkan. Aktualisasi diri merupakan ujian, rentangan, dan pecutan terus menerus terhadap kemampuan seseorang.
Aktualisasi diri yakni mereka benar-benar adalah diri mereka sendiri. Mereka tidak bersembunyi dibalik topeng, yang berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan diri mereka sebenarnya.
Roger memberikan lima tanda-tanda orang yang melakukan aktualisasi diri :
1.        Keterbuka pada pengalaman
Kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi dapat menggunakannya dalam membuka esempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru. Sebaliknya kepribadian defensif beroperasi menurut syarat-syarat penghargaan adalah statis, tersembunyi dibelakang peran-peranan, tidak dapat menerima atau bahkan mengetahui pengalaman-pengalaman tertentu. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih emosional karena mereka mengalami banyak emosi baik yang positif maupun negatif
2.    Kehidupan eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, aktualisasi diri, akan hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan karena ia terbuka pada setiap pengalaman. Pengalaman selalu dirasa segar dan baru. Ia tidak akan beperasangka dan mudah menyesuaikan diri terhadap pengalaman sehingga tidak harus memanipulasi apa yang dialaminya sehingga mereka dapat dengan bebas berpartisipasi didalamnya.. Menurut Rogers, kehidupan eksistensial ini merupakan ciri terpenting kepribadian yang melakukan aktualisasi diri/keperibadian yang sehat.
3.    Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Orang yang sehat akan terbuka pada pengalaman sehingga ia menerima semua informasi yang ada, informasi dapat berisi kebutuhan-kebutuhan, tuntutan-tuntutan sosial, ingatan-ingatan pada situasi yang serupa pada masa sekarang. Individu yang sehat dapat membiarkan seluruh organisme mempertimbangkan setiap hal, dari suatu situasi dengan.
Faktor emosional maupun intelektual, akan menyerap semua informasi yang diterima. Hal ini menjadikannya dalam membuat keputusan dapat mempercayai organismenya sendiri, intuisinya, impuls-impuls yang timbul seketika. Ia menjadi spontan namun tidak terburu-buru (tidak mempertimbangkan konsekuensi tindakan). Ia percaya dirinya sendiri.
4.    Persaaan bebas
Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Ia memiliki perasaan berkuasa secara peribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku keadaan atau peristiwa masa lampau. Karena merasa bebas dan berkuasa, ia menjadi mampu melihat banyaknya pilihan dalam kehidupan dan mampu melakukan pilihan-pilihan tersebut sesuai kehendaknya.
5.    Kreativitas
Roger percaya bahwa, orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi lingkungan, mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menggulangi perubahan-perubahan traumatis.


sumber :
http://afiantika.blogspot.com/2013/05/kepribadian-sehat-menurut-carl-roger.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2153667-coping-life-style/
Feist, Jess.,&Feist, Gregory. (2010). Teori Kepribadian. Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.   
http://www.psychologymania.com/2012/05/pengertian-stress.html
http://kajianpsikologi.blogspot.com/2012/02/definisi-stres.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar