Selasa, 24 Maret 2015

Penjelasan dari Perbedaan Psikoterapi & Konseling


Menurut beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada hal yang signifikan mengenai perbedaan antara konseling dan psikoterapi. Walau perbedaan itu tetap ada dilihat pada hal mendasar yaitu terapis atau konselornya selaku individu yang akan menangani individu lain. Jenjang pendidikan yang mereka tempuh mempunyai latar belakang berbeda walaupun pada mata kuliah tertentu mempelajari hal yang sama. Dilihat pula dari tempat prakteknya, jika konselor bisa praktek di lembaga pendidikan, sekolah lembaga atau biro khusus hal ini juga bisa dilakukan oleh psikoterapi. Begitu sebaliknya jika psikoterapi melakukan praktek pada lembaga kesehatan, konseling pun dapat melakukan praktek ditempat tersebut.
Dari segi metode, tidak banyak perbedaan pada psikoterapi dan konseling. Seperti yang dinyatakan oleh Black (1952) bahwa beberapa metode yang universal dan esensial pada psikoterapi seperti rapport, menerima dan menghargai pasien, kualitas hubungan dengan pembatasan – pembatasannya dapat digunakan pada konseling.

II.   Penjelasan Pendekatan terhadap Mental Illness
a.         Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Karena pada masa itu seseorang yang mengalami gangguan jiwa itu diberlakukan tidak manusiawi.
b.         Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Pada pendeketan ini pengaruh social ikut berpengaruh seperti ketidakmampuan individu berkomunikasi dengan orang lain dan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup.
c.         Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
d.         Philosopic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
III.  Bentuk Utama Terapi
a.         Psikoterapi Suportif
Jenis terapi ini mendukung fungsi ego, memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik, memperbaiki ke suatu keadaan keseimbangan tang lebih adaptif.
Cara atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.
b.         Psikoterapi Reedukatif
Bentuk terapi ini mempunyai tujuan mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.
Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.
c.         Psikoterapi Rekonstruktif
Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.
Cara atau pendekatan: Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.

sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar