Selasa, 24 Maret 2015

Perbedaan Psikoterapi & Konseling (PART 2)

I.                   Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Secara tradisional, dalam membedakan antara psikoterapi dan konseling itu merupakan hal yang mudah. Pada konseling , konselor menghadapi orang normal sementara pada psikoterapi yang dihadapinya adalah orang yang memiliki gangguan neurosis atau psikosis.
Akan tetapi, pendapat lain datang dari para ahli tentang perbedaan antara psikoterapi dan konseling. Seperti yang di nyatakan oleh Patterson (1959) kedua hal tersebut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan. Hal itu dilihat dari penciptaan rapport, peranan klien dan arah hubungan atau pendekatannya sama-sama digunakan dalam psikoterapi dan konseling. Hal sama dikemukakan pula oleh Black (1952) bahwa beberapa metode universal dan esensial pada psikoterapi , seperti rapport, menerima dan menghargai hakikat dan martabat pasien, kualitas hubungan dan pembatasan – pembatasannya semua digunakan pula dalam konseling.
Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983) menyimpulan perbedaan psikoterapi dan konseling, sebagai berikut :
No.
KONSELING
PSIKOTERAPI
1
Klien
Pasien
2
Gangguan yang kurang serius
Gangguan yang serius
3
Masalah : Jabatan, pendidikan
Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
4
Berhubungan dengan pencegahan
Berhubungan dengan penyembuhan
5
Lingkungan pendidikan dan nonmedis
Lingkungan medis
6
Berhubungan dengan kesadaran
Berhubungan dengan ketidaksadaran
7
Metode pendidikan
Metode penyembuhan

II.                Pendekatan terhadap Mental illness
a.       Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi.
b.      Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan
c.       Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
d.      Philosopic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
III.             Bentuk Utama Terapi
a.       Psikoterapi Suportif
Jenis terapi ini mendukung fungsi ego, memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik, memperbaiki ke suatu keadaan keseimbangan tang lebih adaptif.
b.      Psikoterapi Reedukatif
Bentuk terapi ini mempunyai tujuan mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.
c.       Psikoterapi Rekonstruktif

Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.

Sumber :
https://books.google.co.id/books?id=-vjvjGDxJi4C&pg=PA85&lpg=PA85&dq=perbedaan+konseling+dan+psikoterapi&source=bl&ots=nycqId_18l&sig=mwdi0L2gZabsAwNVmTkQ_Ew72gE&hl=en&sa=X&ei=43QRVcS5Gs-puwTd94LgCw&ved=0CFYQ6AEwBw#v=onepage&q=perbedaan%20konseling%20dan%20psikoterapi&f=false
http://sisykurniaasih.blogspot.com/2013_03_01_archive.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar