Rabu, 22 April 2015

Client – Centered (Carl - Rogers) Artikel 6

Pandangan dasarnya tentang manusia tersebut, Rogers membagi teori kepribadiannya ke dalam 4 bagian yang paling utama, yaitu :
1.       Teori Diri (Self-Theory)
      Rogers dalam hal ini percaya bahwa pada hakikatnya manusia berada dalam sebuah dunia yang tidak pernah berubah di mana sesungguhnya, dialah yang menjadi pusat dari kesemuanya itu. Rogers percaya bahwa diri(self) bukan merupakan sebuah struktur yang tetap, tetapi merupakan struktur yang berada dalam suatu proses, memiliki kemampuan baik untuk keadaan yang stabil maupun perubahan. Diri (self) sendiri terbagi ke dalam alam sadar(conscious) dan alam tak sadar(unconscious).
      Rogers juga menyebut nama organisme,untuk semua pengalaman-pengalaman psikologis. Secara lebih jelasnya, organisme adalah medan fenomenal yang hanya dapat diketahui oleh individu itu sendiri. Pengalaman fenomenal itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu pengalaman sadar (dilambangkan) dan pengalaman tak sadar (tidak dilambangkan).
2.       Kejadian dan Pengalaman yang bernilai
      Person-centered therapy didasarkan pada kepercayaan bahwa diri memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapinya sendirian. Person-centered therapy mengutamakan pemahaman atas pengalaman-pengalaman pribadi yang dialami oleh individu. Merasakan pengalaman (memahami) merupakan cara yang akurat untuk memahami diri sendiri dan lingkungannya.
3.       Potensi untuk tumbuh dan belajar
      Rogers percaya bahwa kecenderungan aktualisasi dan perkembangan diri melekat sangat kuat dalam diri setiap manusia. Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya sesuai dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Hanya saja, yang terkadang menjadi masalah adalah orang-orang tersebut kurang paham mengenai kelebihan, kekurangan, dan potensi yang dimilikinya itu.
4.       Kondisi-kondisi yang berharga
      Pada dasarnya, manusia memiliki kecenderungan untuk mengarahkan dan mempertinggi dirinya sendiri. Sehingga manusia merasa memerlukan dua hal utama, yaitu penghargaan positif dan penghargaan diri.
      Secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa person-centered therapy memandang individu itu ada dari kebermaknaannya pada diri sendiri, orang lain, serta lingkungan sekitarnya. Individu bisa dikatakan ada karena sumbangan yang diberikannya pada baik diri sendiri, orang lain, serta lingkungannya.

Tujuan dari terapi Client – Centered
Menurut Rogers tujuan terapi bukanlah untuk memecahkan masalah. Sebaliknya, itu adalah untuk membantu kliendalam proses pertumbuhan mereka sehingga klien lebih bisa mengatasimasalah mereka saat ini dan masa depan.

Sikap, Peran, dan tugas konselor
Menurut Corey peranan konselor dalam proses terapididasari pada cara-cara, keberadaan, dan sikap yang ditunjukkan oleh klien.Pada dasarnya tidak ada teknik tertentu pada terapi person-centered  ini agar klien melakukan sesuatu. Sikap seorang terapis adalah mempertimbangkan pengetahuan teori-teori dan teknik-teknik yang mereka ketahui yangdianggap dapat memfasilitasi perubahan diri klien. Pada dasarnya terapismenggunakan dirinya sebagai alat/instrument untuk perubahan. Sikap dan keyakinan terapis pada kekuatan diri klien lah yang menciptakan kondisiterapeutik untuk pertumbuhan.

 Sikap, peran, dan tugas konseli
Menurut Corey person-centered therapy memandang bahwa perubahan terapeutik bergantung pada persepsi konseli,baik tentang pengalamannya dalam konseling maupun tentang sikap dasar konselor.Konseli berpeluang untuk mengeksplorasi berbagai macam perasaannyayang dirahasiakan ketika permulaan konseling jika konselor mampumenciptakan iklim yang kondusif bagi eksplorasi diri konseli. Hal-hal yangmendorong konseli untuk melaksanakan konseling mungkin adalah perasaantidak berdaya, tidak kuasa, dan tidak berkemampuan dalam membuat putusan-putusan untuk mengarahkan hidupnya secara efektif. Konseli bisa jadi berharap menemukan “jalan” melalui pengajaran dari konselor. Namun,dalam person-centered therapy konseli harus dengan segera belajar bahwaia bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan bahwa ia bisa belajar untukmemperoleh pemahaman diri melalui hubungan konseling. Unconditional positive regard bisa mendorong konseli secara perlahan untuk membukatabir pemahamannya dan sampai pada pemahaman apa yang terdapat di baliknya.
 Situasi hubungan
Menurut Rogers (1957), terdapat enam kondisi yang diperlukanuntuk pengubahan kepribadian. Keenam kondisi tersebut adalah sebagai berikut.
a)      Dua orang berada dalam hubungan psikologis.
b)      Orang pertama, yang disebut konseli ada dalam keadaan tidak selaras, peka, dan cemas.
c)      Orang kedua, yang disebut sebagai konselor ada dalam keadaan selarasatau terintegrasi dalam hubungan konseling.
d)      .Konselor memiliki unconditional positive regard kepada konseli.
e)      Konselor merasa emapti terhadap kerangka acuan internal konseli dan berusaha mengomunikasikan perasaannya tersebut kepada konseli.
f)       Komunikasi pengungkapan rasa empatik dan unconditional positiveregarddari konselor kepada konseli harus dapat dicapai.
Teknik-teknik konseling
Menurut Rogers konselor harus memiliki tiga sikap dasar dalam memahami dan membantu konseli, yaitu
congruence, unconditional positive regard, dan accurate empathic understanding
a.       Congruence
Konsep yang dimaksud Rogers adalah bagaimana konselor tampil nyata, utuh, otentik dan tidak palsu serta terintegrasi selama pertemuan konseling. konselor tidak diperkenankan terlibat secara emosional dan berbagi perasaan-perasaan secara impulsif terhadap konseli. 
b.      Unconditional positive regard
Perhatian tak bersayarat tidak dicampuri oleh evaluasi atau  penilaian terhadap pemikiran-pemikiran dan tingkah laku konseli sebagai hal yang buruk atau baik. Semakin besar derajat kesukaan,  perhatian dan penerimaan hangat terhadap konseli, maka semakin besar  pula peluang untuk menunjung perubahan pada konseli.
c.         Accurate empathic understanding
Sikap ini merupakan sikap yang krusial, dimana konselor benar- benar dituntut untuk menggunakan kemampuan inderanya dalam  berempati guna mengenali dan menjelajahi pengalaman subjektif konseli. Tugas konselor adalah membantu kesadaran konseli terhadap  perasaan-perasaan yang dialami. Rogers percaya bahwa apabila konselor mampu menjangkau dunia pribadi konseli sebagaimana dunia  pribadi itu diamati dan dirasakan oleh konseli, tanpa kehilangan identitas dirinya yang terpisah dari konseli, maka perubahan yang konstruktif akan terjadi

sumber :
http://www.academia.edu/9054982/PERSON_CENTERED_COUNSELING
http://beaprofessionalcounselor.blogspot.com/2011/02/person-centered-therapy-terapi-berpusat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar